top of page

Sekilas Fakta Srimulat

Apakah  anda mengenal Srimulat ? Apakah hanya dari Televisi anda mengenalnya ? Terpikirkah oleh anda terdapat banyak lika-liku kehidupan grup lawak ini ? Kapankah terakhir kali anda menonton Srimulat ? Akankah kalian tertawa disaat kami melucu ? Siapakah kami ini sebenarnya ? Masihkah anda berminat menonton kami ?

Temukan fakta - fakta mengejutkan yang belum pernah kalian ketahui tentang Aneka Ria Srimulat.

  • Dalam panggung Wayang Orang dan Ketoprak, Srimulat kerap membawakan peran tokoh ngedan (pura-pura gila),  hal itu karena kegemarannya akan mewartakan prihal kesadaran berpikir, penggugatan diri, kebangkitan hiwa dan filsafat hidup. Secara tidak langsung lakon-lakon demikian digunakan untuk menghantam pihak penjajah (Belanda dan Jepang) sekaligus untuk menebarkan rasa cinta Tanah air. Tokoh-tokoh tersebut adalah Srikandi, Laraswati, Pergiwa, Banowati, Suminten ataupun Lambongsari.

  • Srimulat dan Teguh mengawali pertemuan mereka dalam acara terbentuknya angkatan laut RI. Saat itu seniwati kondang dari Bekonang itu tampil membawakan beberapa nomor langgem Jawa dan keroncong. Sementara pemuda Pringgading yang jago bermain gitar tersebut turut mengiringi dengan improvisasi kendangan nan aduhai.

  • Jumat, 19 Mei 1961 adalah hari bersejarah dimana untuk pertama kalinya rombongan Srimulat mengisi acara di THR Surabaya.

  • Srimulat berpendapat bahwa seorang wanita tidak akan cocok memerankan tokoh pria karena karakter dan sifat jantan yang sigrak dan penuh greget menjadi lenyap. Begitu pula dengan kaum pria yang memerankan tokoh wanita, adalah janggal apabila kaum pria menjadi sosok yang berlagak genit dan kemayu.

  • 8 Agustus 1962 untuk pertama kalinya THR (Taman Hiburan Rakyat) Surabaya  kebakaran.

  • Dua semboyan yang mendasari kepemimpinan Teguh dan Srimulat yakni “Asah Asuh Asih” dan “Dari Kita Oleh Kita Untuk Kita”.

  • Setiap babak pertunjukan Srimulat kini terdiri dari 6 adegan, dibagi menjadi 2 babak dan lama pertunjukan tidak lebih dari 90 menit. Setiap babak berlangsung selama kurang lebih 45 menit dan setiap adegan rata-rata 7 menit. Perpindahan dari satu babak ke babak kedua diberi waktu jeda 5 menit dan diisi dengan satu lagu yang dibawakan oleh seorang penyanyi secara playback ditambah dengan “pidato kecil” dari MC. Sementara tukang dekor mempersiapkan set dekor baru untuk babak berikutnya dan ihwal pertunjukan kurang lebih butuh waktu selama 120 menit.

 

  • Pada era generasi pertama tata rias dan kostum pemain dipercayakan kepada Budi SR dan Paimo karena hasil rancangan mereka selalu aneh dan nyentrik. Untuk urusan rias wajah atau make up dilakukan sendiri oleh para pemain, namun tetap adanya pengarahan pada bentuk rias wajah Dagelan Mataram ataupun seperti film Charlie Chapin serta Marx Brothers.

 

  • Selama pertunjukan lawak Srimulat berlangsung hingga kini media publikasi hanyalah tulisan kapur dipapan yang tersandar di gerbang THR, berisikan judul lakon yang dimainkan.

 

  • Ciri khas yang tampak dalam setiap pertunjukan Srimulat adalah tidak lain dan tidak bukan pada pemeran batur (pembantu) yang bukan lagi berkasta rendah namun justru merupakan “nilai plus” dan menjadi tokoh utama selama pertunjukan berlangsung.

 

  • Skenario Mayat Cemburu di filmkan pada Januari 1974, berbeda dengan hasil yang dipentaskan di panggung yang selalu menuai kepuasan dari penonton, justru sebaliknya film ini “melempem” dan adem ayem.

  • Film kedua yakni Walang Kekek, yang bertema komedi seks, film yang rushcopy dikirim ke laboratorium prosessing di Hong Kong dan Jepang itu tertahan di Hong Kong dan tidak bisa beredar di Indonesia.

 

  • Memasuki tahun 1977 rombongan Aneka Ria Srimulat memasuki kondisi puncak melebihi kondisi di zaman keemasan Johny Gudel yang telah meninggalkan Srimulat.

  • Rombongan Srimulat yang dipimpin oleh Teguh mendapatkan sambutan yang luar biasa dari Surabaya bahkan mendapat mandate dari Bp. Walikota Surabaya, Suktojo untuk menghibur masyarakat Ibu kota sebaik-baiknya. Adapun judul cerita yang dibawakan adalah Love Story, Mayat Cemburu, Bingkisan dari Neraka, Ratu Laut Kidul, dan Horror Of Draculla. Pentas digelar di area teater terbuka Taman Ismail Marzuki yang mampu menampung 2500 pengunjung.

  • Yu Sri panggilan akrab dari Srimulat menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 1 Desember 1968 pada pukul 12.30 setelah di opname selama 44 hari karena penyakit diabetes.
     

  • Sepeninggal Yu Sri, Teguh menghimpun segenap daya dan pikiran untuk bisa meningkatkan mutu rombongan dan tontonan Aneka Ria Srimulat yang merupakan amanat dan warisan dari istrinya.

 

  • Srimulat yang pada masanya menomorsatukan music kini banting stir ke jalur lawak, dan music kini menjadi perlengkap pertunjukan.

  • Teguh berpikir keras sekaligus menggugat pada saat memulai banting stir ke arah lawak, “ bila dalam musik bisa terjadi improvisasi, mengapa dalam lawak tidak?” karena itu muncullah gagasan lawakan atau banyolan dapat tercipta dari hasil improvisasi semata, tanpa teks, naskah, latihan, semua hanyalah selalu serba spontan.

  • Ikhtihar Teguh adalah menciptakan model naskah cerita (skripsi) yang berisi “garis-garis besar haluan cerita” yang sekarang kita kenal dengan istilah Sinopsis  (jalan cerita). Panjang halaman hanya 1 lembar folio dan pemain bebas bermain dengan improvisasi dan spontanitas mereka.

 

 

  • Kejadian mengesankan yang tak terlupakan bagi Teguh dan Paimo( pemeran spesialis tokoh Draculla) adalah saat dimana keberhasilan Paimo dalam memerankan tokoh Draculla yang membuat seorang anak berusia 10 tahun ketika menonton di TV lokal Surabaya yang bekerja sama dengan Srimulat di dera sara takut yang luar biasa. Hingga akhirnya setiap kali anak itu menatap layar TV di rumahnya akan selalu lari terbirit-birit dan tidak berani pulang ke rumah, akhirnya melalui kesepakatan bersama, Paimo dan anak itu dipertemukan dan anak itu berangsur-angsur sembuh dari traumanya.

  • “Lucu itu aneh – Aneh itu lucu” itulah pendapat Teguh mengenai kiat keberhasilan pertunjukan Srimulat.

  • Paimo yang sedang berada di puncak karir tiba-tiba memundurkan diri dari rombongan Srimulat dan mendirikan Paimo Grup di Surabaya, ia merasa kuat untuk mandiri.

  • Pihak dari TIM (Taman Ismail Marzuki) yang pada saat itu general managernya adalah Surihandono beserta staff nya, Tommy Effendi dan Armak Baldjun tetap bersabar menanti rombongan Srimulat agar melakukan pertunjukan, 3 tahun lamanya mereka menunggu untuk dapat “meminjam” dan memboyong Srimulat datang ke TIM.

 

  • Adapun tujuan utama pihak TIM dalam mengundang grup lawak Srimulat adalah menopang kehidupan aneka bentuk kesenian panggung yang ada dibumi Indonesia. Dapat berup lenong, ketoprak, ludruk, dagelan, sandiwara, dan lain sebagainya.

 

  • Mulai tahun 1982 Srimulat hadir di stasiun TV TVRI yang memanjakan penonton dan penggemarnya dengan memberi jatah tayang sekali dalam sebulan secara live.

 

  • 11 Maret 1981 merupakan hari dimana terjadi kejadian mengerikan yang menimpa beberapa pemain Srimulat dalam kecelakaan mobil. Abimayu tewas seketika, Tony meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, Wiwik (istri Tony) luka parah sedangkan Yanti, putri dari pelawak Sarpin menderita koma selama dua hari suntuk dan pipi serta keningnya harus di jahit.

  • Pak Teguh selalu bertekad bahwa Srimulat boleh saja bubar baik itu Srimulat Jakarta, Solo, Semarang, dsb namun tidak dengan Srimulat Surabaya. Sebab baginya Surabaya adalah kota perjuangan dan kenangan.

 

bottom of page